Paper 3
Permasalahan Etika bisnis pada perusahaan Lion Air Indonesia
Reporter : Novita Intan Sari | Rabu, 10 Februari 2016 17:22
Merdeka.com - Lion Air merupakan salah satu maskapai penerbangan
Indonesia yang banyak dikeluhkan masyarakat. Mulai dari sering delay atau
terlambat hingga sering mengalami kecelakaan ataupun kerusakan pesawat. Bahkan,
survei weirdandamazingtravel.about.com menyebut Lion Air sebagai maskapai
paling berbahaya di dunia. Maskapai penerbangan milik Rusdi Kirana ini dinilai
sering mengalami keterlambatan dan bermasalah di lambung pesawat selama
beroperasi. Meski demikian, Lion Air tetap bisa menarik hati masyarakat.
Terbukti dari pangsa pasar maskapai yang mencapai 60 persen di 2015 silam.
"60 persen market share di Indonesia untuk seluruh airlines.
Sementara kalau Garuda hanya 33 persen market share," ujar Manager Lion
Air, Ruben Hudion kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (10/2). Maskapai milik
Rusdi Kirana ini memang giat mengincar pasar penerbangan domestik. Untuk
regional, Lion Air juga menyediakan penerbangan seperti Malindo Air di Malaysia
dan Thai Lion Air di Thailand. "Kebutuhan pasar kami memilih domestik,
sekarang (Lion Air) paling banyak rute di Indonesia Timur," jelas dia.
Meski sering mengalami keterlambatan dan dinilai paling berbahaya di dunia,
Lion Air baru saja mendapatkan sertifikat penghargaan terkait keamanan dan
keselamatan di tingkat IASA, merupakan pemeringkat rating penerbangan asal
Eropa. "Kami selalu melaui melakukan pembenahan secara internal, sekarang
kami ada sertifikat dari IASA dan akan menuju IOSA. Thai Lion Air sudah
mendapatkan IOSA," jelas dia. Maskapai yang beroperasi pada tahun 2000 ini
optimis akan terus menguasai pangsa pasar maskapai penerbangan nasional.
"Kalau kelas LCC kami ada Thai Lion Air, Batik Air dan Malindo kelasnya
full service seperti Garuda," tutupnya.
Reporter : Adriana Megawati | Minggu, 10 April 2016 23:19
Merdeka.com - Ade A Ramadhan, calon penumpang Lion Air rute
Yogyakarta-Simeulue, kecewa dengan pelayanan maskapai tersebut. Sebab, Lion Air
tidak menanggapi keluhan Ade yang ditinggal pesawat karena kena cekal oleh
petugas keamanan di Bandara Adisucipto. Ade mengatakan, dia kena cekal karena
remote drone yang berada di tas punggungnya masih terpasang baterai. Karena hal
tersebut, dia pun digiring oleh pihak sekuriti untuk melepaskan alat-alatnya ke
sebuah ruangan.
"Saya menerima penawarannya dan membongkar bersama beberapa staf
AVSEC Angkasa Pura. Setelah itu saya berniat untuk check-in, lalu datanglah
sekuriti Lion air yang men-check-in kode booking saya dan jadilah boarding
pass," ucap Ade kepada merdeka.com melalui sambungan telepon, Minggu (10/4).
Ade mengatakan, dia kemudian meminta solusi kepada pihak sekuriti Lion Air
mengenai kasus tersebut, namun petugas keamanan yang ditunggunya tak kunjung
kembali. Salah satu petugas AVSEC Angkasa Pura berinisiatif untuk memproses
boarding pass milik Ade, namun sayang ia terlambat lantaran pintu boarding
telah ditutup, dan dia ditinggal lepas landas oleh pesawat tanpa ada
konfirmasi.
"Ternyata gate sudah closed dan saya ditinggal take-off tanpa ada
konfirmasi dari pihak Lion Air," lanjut Ade.Kemudian Ade melakukan
komplain pada pihak Lion Air. Namun, pihak maskapai mengatakan bahwa boarding
pass miliknya telah hangus semua, tanpa ada penggantian jadwal ataupun refund.
Hingga saat ini, Ade dan petugas angkasa pura bandara Yogyakarta berupaya untuk
bertemu dengan pihak Lion Air dan membahas masalah tersebut.
"Sampai saat ini saya dan staf Angkasa Pura sedang berupaya bertemu
dan berbicara dengan praktisi PR dari pihak Lion Air untuk membahas masalah
ini, dan sampai detik ini mereka (Lion Air) belum menghadirkan praktisi PR.
Akibat dari masalah ini, kerugian saya yakni melewatkan jadwal kerja yang sudah
dijadwal sejak awal," tutup Ade.
Reporter : Harwanto Bimo Pratomo | Sabtu, 16 Juli 2016 08:00
Merdeka.com - Lion Air kembali melakukan keterlambatan penerbangan atau
delay. Kali ini insiden delay terjadi di Bandara Internasional Sultan Syarif
Kasim II, Pekanbaru. Sebanyak 215 penumpang terpaksa merasakan delay hingga dua
jam sebelum bisa diberangkatkan ke daerah tujuan. Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI), dari data yang dimilikinya, mengungkapkan konsumen angkutan
udara meragukan kinerja Lion Air terkait ketepatan waktu penerbangan maskapai
tersebut. Bahkan, maskapai milik Waketum PKB Rusdi Kirana ini selalu mendapat
keluhan konsumen soal keterlambatan penerbangan.
"Dari 100 konsumen yang mengadu ke kita soal maskapai penerbangan,
memang paling diragukan itu Lion Air," ujar Ketua Harian YLKI Sudaryatmo
kepada merdeka.com di Jakarta. Pendiri Lion Air, Rusdi Kirana menjelaskan
keterlambatan yang kerap terjadi pada maskapainya sangatlah wajar. Sebab,
maskapai ini memiliki tingkat frekuensi penerbangan yang tinggi. Pendiri Lion
Air, Rusdi Kirana menjelaskan keterlambatan yang kerap terjadi pada maskapainya
sangatlah wajar. Sebab, maskapai ini memiliki tingkat frekuensi penerbangan
yang tinggi. "Kita punya penerbangan satu hari ada 700 kali, memang take
off terlambat tidak bisa terhindar, pasti ada delay," ujarnya di Lion Air
Tower, Jakarta. Meski begitu diakuinya setiap keterlambatan sudah diperkirakan
sebelumnya untuk alasan dan menjaga keselamatan penerbangan yang menjadi tujuan
utama perusahaan. Berbagai cara ditempuh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
penumpangan. Bahkan dia mengklaim sudah melakukan banyak perubahan dalam
maskapainya. "Sudah banyak perbaikan, sekarang lebih tepat waktu (on
time). Sampai saat ini saja kita mempunyai kapasitas penumpang hingga 90
persen," jelas dia. Lalu dari sejumlah delay yang dilakukan Lion Air
tercatat sejumlah kejadian 'aneh' menjadi penyebabnya. Berikut merdeka.com akan
merangkum sejumlah penyebab tersebut.
KESIMPULAN :
Dari beberapa masalah pada perusahaan maskapai penerbangan lion air,
perusahaan menyalahi prinsip-prinsip yang ada pada etika bisnis seperti :
Prinsip otonomi
Dalam prinsip otonomi etika bisnis perusahaan bebas memiliki kewenangan
sesuai dengan visi misi perusahaan tersebut. Visi misi lion air adalah menjadi
perusahaan swasta nasional yang melayani penerbangan domestic dan internasional
dengan berpedoman pada prinsip keselamatan dan keamanan. Namun, permasalahan
yang selalu terjadi lion air menyalahi prinsip etika bisnis karena tidak sesaui
dengan visi misi yang mereka punya. Seharusnya lion air dapat menjalankan visi
misinya dengan baik mengingat banyaknya masyarakat yang sudah mempercayai lion
air sebagai alternative penerbangan masyarakat. Tetapi masyarakat sering kecewa
dengan pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan, semakin banyak masalah yang
terjadi tanpa adanya solusi yang diberikan untuk memperbaiki kesalahan yang
ada. Perusahaan seakan menganggap kesalahan-kesalahan yang terjadi adalah
masalah yang biasa, dan juga sering dilakukan oleh maskapai lainnya.
2. Menumbuhkan sikap untuk
saling percaya baik antara golongan pengusaha kuat atau golongan pengusaha
bawah.
Salah satu masalah yang terjadi pada perusaah lion air adalah kekecewaan
para kru pesawat dari pilot sampai pramugari yang sampai mogok kerja karena
upah mereka tidak dibayar, masalah ini menunjukkan bahwa kepercayaan antara
atasan dan bawahan kurang terjaga dengan baik.
3. Menumbuhkan sikap untuk
saling percaya baik antara golongan pengusaha kuat atau golongan pengusaha
bawah.
Perusahaan lion air juga banyak melanggar aturan-aturan dari pemerintah.
Kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan tidak hanya sekali, namun sering kali
dilakukan meskipun sudah diberi sangsi oleh pemerintah.
SARAN
Dari permasalahan-permasalahan yang sering terjadi seharusnya perusahaan
bisa membenahi diri agar tidak selalu mengulangi kesalahan dan membuat
pelanggan kecewa. Masalah delay yang sering terjadi sepertinya tidak begitu
dihiraukan oleh perusahaan lion air, seharusnya mereka lebih bertanggung jawab
dalam ketepatan waktu, jangan karena perusahaan sudah banyak memiliki pelanggan
perusahaan tidak mau memperbaiki diri. Kepercayaan di dalam internal perusahaan
seharusnya juga lebih dijaga, karena tanpa karyawan perusahaan tidak akan
berjalan.
Komentar
Posting Komentar